Virus HMPV
Medan Insight

Virus HMPV, Dinkes Sumut Minta Masyarakat Tenang

  • "Lonjakan yang terjadi di China bagian Utara karena kombinasi beberapa virus. Bukan hanya HMPV, dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus"
Medan Insight
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara meminta masyarakat tidak panik terkait maraknya Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang ramai di China.

Kepala Dinas kesehatan Provinsi Sumut Muhammad Faisal Hasrimy menyampaikan, menghadapi Virus HMPV, sesuai arahan Kemenkes harus tenang, tetap waspada dan mengutamakan preventif.

"Terus budayakan hidup sehat, gunakan masker kembali. Tetap mencuci tangan, menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga, jaga kebugaran dan kondisi fisik," katanya, Senin (6/1/2025).

Penjabat Bupati Langkat ini, juga memastikan sudah berkoordinasi dengan pihak karantina untuk semakin waspada dan ketat menjaga pintu-pintu masuk antar negara. Sampai saat ini, belum ada ditemukan kasus.

"Alhamdulillah belum, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap, ya… Kita dengan pengalaman yang sudah-sudah dengan kondisi apapun harus siap," ucapnya.

Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Nora Violita mengatakan, HMPV bukan virus baru. Sudah ada sejak lama namun kembali membuat heboh.

Menurutnya, lonjakan kasus memang memperihatinkan, tapi bukan berarti masyarakat harus panik. Bagi mereka yang sehat, infeksinya cenderung ringan.

"Panik tidak akan membuat virus pergi, justru membuat stres sehingga menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh dan hindari kontak dengan orang yang sakit," ujarnya.

Gejala HMPV mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam dan terkadang sesak napas. Pada kondisi individu tertentu seperti anak-anak, lansia atau orang dengan penyakit kronis, virus bisa menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia.

Para ahli menyebut situasi tersebut belum sampai level pandemi. HMPV dan virus lain yang terlibat seperti Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan cenderung menyebabkan infeksi musiman.

"Lonjakan yang terjadi di China bagian Utara karena kombinasi beberapa virus. Bukan hanya HMPV, dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus," tutur Nora.

Beberapa alasan kasus HMPV melonjak, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Serdangbedagai pada 2024 itu menyebut tiga alasan. Pertama, musim dingin. Virus-virus pernapasan sangat suka cuaca dingin dan musim flu biasanya berlangsung dari November hingga Maret. 

Kedua, setelah memakai masker dan menjaga jarak selama dua tahun lebih, sekarang perlindungan mulai longgar. Akibatnya virus punya panggung bebas untuk menyebar. Ketiga, sistem imun masyarakat yang belum sepenuhnya pulih setelah pandemi. 

"Anak-anak yang belum terekspos virus-virus ini, lebih rentan terserang," katanya.