Pengrajin anyaman pandandi Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai, Sumut
Medan Insight

Melongok Penganyam Pandan di KBA Pantai Cermin Kanan

  • "Generasi nenek sama ibu saya, menganyam hanya sebatas buat tikar dan berkembangnya hanya sajadah. Itu pun bentuk lembaran, turun-temurun dilakukan masyarakat sini"
Medan Insight
Canyon Gabriel

Canyon Gabriel

Author

sumatrakini.com - Eva Harlia, pengrajin anyaman generasi ketiga mewarisakan budaya turun-temurun  menjadi bisnis yang menjanjikan. Hasil kerja keras warga Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai, ini, mampu menembus pasar internasional.

Bagi masyarakat Melayu, menganyam pandan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai memudar dan hanya dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat.

Eva menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya ini. Ia pun bertekad untuk mengembangkan kerajinan anyaman pandan agar tetap relevan dengan zaman modern.

Galeri Eva bernama Menday Galeri and Souvenir berada di Desa Pantai Cermin Kanan itu mempekerjakan kaum ibu-ibu untuk menganyam pandan menjadi sebuah karya yang mempunyai nilai jual. Bahkan, di ruangan yang berukuran lebih kurang tiga kali tiga itu, para pengrajin bekerja membuat anyaman pandan, mulai dari tikar, tas hingga dompet mereka produksi dengan sentuhan tangan yang memiliki nilai jual yang ekonomis.

Seiring dengan perkembangan zaman, warga Desa Pantai Cermin Kanan ini tidak hanya menganyam tikar secara tradisional, tetapi juga telah menciptakan produk anyaman lainnya seperti tas.

Perluasan produk anyaman ini bertujuan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Pengrajin anyaman di desa ini memasarkan produk-produknya melalui bazar, pameran, dan media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Eva, generasi ketiga dalam keluarganya yang menekuni anyaman pandan, menceritakan bahwa awalnya kerajinan ini hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di mana, generasi pertama itu neneknya yang menganyam tikar masih hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi generasi kedua yaitu ibunya menganyam itu sudah mulai komersil artinya, hasil anyaman itu sudah dijual keluar daerah.

"Generasi nenek sama ibu saya, menganyam hanya sebatas buat tikar dan berkembangnya hanya sajadah. Itu pun bentuk lembaran, turun-temurun dilakukan masyarakat sini," kata Eva di Desa Pantai Cermin Kanan, Jumat (6/9/2024).

Namun, berkat ketekunan dan kreativitasnya, Eva berhasil mengembangkan produk anyaman menjadi berbagai macam kerajinan yang lebih modern dan diminati pasar.

"Kami, generasi ketiga ini membuat produk turunan seperti tas dan yang lainnya agar produk-produk itu dibuat untuk menjangkau pasar yang lebih luas," ujarnya.

Selain itu, dengan adanya dukungan dari Astra dan pemerintah, pengrajin anyaman desa ini juga mengembangkan produk souvenir dan goodie bag dari anyaman daun pandan. Namun, mereka mengakui bahwa pemasaran secara digital marketing masih belum sepenuhnya optimal karena kurangnya tenaga ahli di bidang tersebut.

Kata Eva, meskipun sudah ada pasar yang mapan di Sumatera Utara, pengrajin anyaman desa ini juga telah berhasil mengekspor produk tikar dan sandal ke luar daerah seperti Jawa, Jakarta dan Kalimantan. Mereka juga telah berhasil mengirim sandal ke Singapura dan tikar ke Yunani serta Amerika dengan bantuan pihak ketiga.

"Kalau sandal itu secara berkala sebelum covid itu kerjasama dengan buyer di Singapura untuk sandal hotel. Kalau tikar kemarin kita baru kirim ke Yunani dan setiap bulan 200 lembar, kalau Amerika kita pakai pihak ketiga dalam bentuk lembaran tikar juga," ujar Eva.

"Dulu, anyaman hanya sebatas tikar. Tapi sekarang, kita sudah bisa membuat tas, dompet dan berbagai produk lainnya. Bahkan, produk kita sudah sampai ke luar negeri seperti Yunani dan Singapura," sambung Eva yang juga Lokal Champions di Galeri Menday Galeri And Souvenir.

Perjalanan Eva dalam mengembangkan usaha anyaman tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama program Kampung Berseri Astra (KBA). Melalui program ini, Eva dan para pengrajin lainnya mendapatkan pelatihan, pendampingan, dan akses pasar yang lebih luas.

"Astra sangat membantu kami dalam hal pemasaran. Mereka sering mengajak kami mengikuti pameran dan memberikan pelatihan digital marketing," tambah Eva.

Meskipun telah meraih banyak prestasi, Eva mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal pemasaran digital.

"Generasi muda kurang tertarik dengan kerajinan anyaman. Padahal, ini adalah peluang bisnis yang menjanjikan," ujarnya.

Namun, Eva tetap optimis. Ia berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, kerajinan anyaman pandan di Pantai Cermin Kanan dapat terus berkembang dan menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

"Saya berharap agar produk-produk dari desa kami ini dapat dipromosikan oleh Astra, sehingga memperoleh perhatian lebih dari masyarakat," harap Eva.

Sementara itu, Head of Internal Communications Astra Wisnu Wijaya mengungkapkan harapannya agar program-program yang dijalankan Astra di Desa Pantai Cermin Kanan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain.

"Kami berharap tulisan ini dapat mengangkat aspirasi masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan dan solusi apa yang dapat diberikan oleh program-program Astra," ujar Whisnu.

Menurutnya, desa ini memiliki potensi yang sangat besar, terutama dalam bidang kerajinan anyaman pandan. 

"Dengan potensi yang ada, kami yakin program-program Astra dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa," tambah Wisnu.

Astra, melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), telah banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan. Program-program yang dilaksanakan fokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas hidup, dan pelestarian lingkungan.

"Kami ingin memastikan bahwa program-program kami benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kami selalu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program," jelas Whisnu.

Anyaman pandan merupakan salah satu potensi unggulan Desa Pantai Cermin Kanan. Dengan dukungan Astra, kerajinan anyaman pandan diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat.

Whisnu berharap melalui program-program KBA, masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan dapat semakin mandiri dan sejahtera. Selain itu, ia juga berharap desa ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal.

"Kami berharap kisah sukses Desa Pantai Cermin Kanan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki," kata Whisnu.

Desa Pantai Cermin Kanan memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri anyaman dan produk lokal lainnya. Pengrajin dan warga desa berharap agar dukungan dari Astra dan pemerintah dapat terus diberikan agar desa ini dapat terus bertumbuh dan berkembang.

Desa binaan Astra

Tiga tahun sudah Program Kampung Berseri Astra (KBA) berjalan di Desa Pantai Cermin Kanan. Banyak yang sudah berubah di desa yang memiliki potensi alam yang indah ini. Masyarakatnya mulai memiliki kesadaran akan pentingnya keindahan lingkungan, menghasilkan karya yang kreatif dan juga ikut serta menyelamatkan Pantai dari abrasi dengan ikut serta menanam mangrove melalui program yang diberikan oleh KBA.

“Menjadi desa binaan Astra yang disebut dengan program KBA ini sudah berjalan selama tiga tahun. Sebelumnya desa ini tidak tertata tapi karena ada kegiatan dari Astra yang menghadirkan tamu dari luar jadi kita (masyarakat) membenahi diri,” kata Ketua pengurus KBA kecamatan Ina Inanta boru Barus.

Ina yang juga petugas KB di BKKBN menceritakan berbagai hal perjalanan program KBA di Desa yang banyak dihuni masyarakat berpenghasilan dari kekayaan hasil laut dan pertanian itu.

Katanya, Astra men-suport desa tersebut dan menjadi desa binaan dimulai dari pembentukan Kelompok Perempuan Kanan Kreatif (KPKK) sebuah komunitas Perempuan penganyam tikar daun pandan dan anyaman berbagai souvenir yang unik dan cantik.

“KPKK itu dicetus oleh pemilik Menday Galeri, Buk Eva dimana didalamnya yaitu ibu- ibu pengrajin anyaman tikar daun pandan. Mungkin kerajinan ini unik yang terbuat dari tumbuhan hutan dan rawa- rawa itu bisa disulap warga menjadi karya yang unik membuat Astra tertarik,” ungkapnya.

Saat itu, Astra datang ke Menday Gallery yang diketua oleh Eva. Kemudian Eva tanya ke Ina Inanta untuk pembentukan anggota Kampung Berseri Astra itu lalu ditentukla sesuai dengan yang diingunkan Astra.

“Awalnya kita ajukan dana penanaman bunga sepanjang jalan namun karena kesadaran masyarakat nya tidak seperti di kota sehingga bunganya habis di rusak hewan peliharaan masyarakat makanya di 2023 kita buat lagi bunga dengan pot yang tinggi. Pendanaan itu 2023 namun kita kerjakan di 2024. Itu kita baru tanam bunga yang potnya tingginya dua meter biar aman dan ini membuat kegiatan Astra menjadi terlihat,” ucapnya.

Begitu juga dengab gapura yang di pintu masuk yang berdiri karena adanya bantuan dari Astra. Selain itu, ikut serta mendukung program pemerintah dalam penurunan stunting pihaknya mengatakan juga mengajukan bantuan dalam hal pemenuhan gizi anak dengan stunting atau gizi kurang.

“Kami ajukan kepada Astra untuk anak ballita pada usia tiga bulan yang berat badannya tidak naik. Jadi kami minta data jumlah anak yang mengalami timbangan tidak naik itu dan kami ajukan kepada agar memberikan bantuan pemberian makanan tambahan (PMT). Dan program ini sangat bermanfaat buat penerima manfaat. Dalam kurun waktu sebulan timbangan para balita itu sudah naik,” tegasnya.

Pemunuhan gizi para balita itu sebutnya berupa PMT berupa tujuh macam makanan sehat diantaranya bubur. Puding, sayuran, ikan laut, dan daging. Sempat juga ada pembuatan dodol Desa Pantai cermin kanan namun sebutnya terkendala pemasaran sehingga tidak berjalan dengan baik.

“Tadinya kami bentuk buat dodol namun terkendala pemasaran sehingga program ini kurang berjalan. Biasa dodol itu dipasarkan hanya di bazar- bazar atau pameran saja,” kata Ina.

Kedepannya ia dan anggoatnya akan menghadirkan bank sampah. Ini tujuannya agar Ibu-ibu rumah tangga itu tidak lagi membuang sampah sembarangan.

“Kita akan tampung sampah mereka yang sudah dipilah dan kita bayar. Selama inikan suka -suka buang sampah tapi dengan adanya bank sampah, saya berharap dengan program ini nantinya bisa menciptakan desa menjadi bersih," harapnya.

Ina mengakui membina masyarakat di desa itu memiliki tantangan berbeda dengan masyarakat yang ada di kota.

“Membina orang sini susah jangankan kita suruh bekerja, kita hayo-hayyokan saja seperti program KB, sangat sulit mengajak warga dan malah saat dikunjungi warga kerap mengelak dan mengunci rumahnya,” ujarnya

Berbagai cara katanya untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam program program yang baik, mulai menggandeng danramil, hingga dengan strategi strategi pendekatan lainnya.

“Harapan kami terhadap program Astra ini kami ini didukung dengan dana oleh astra agar kami bisa bekerja biar lebih maju dan mandiri desa ini. Ini kan desa ini kawasan wisata, pantai cermin kanannya ini ada 4 dusun. Jadi Asrta tetap membantu kami untuk mewujudkan desa yangberbeda dari desa lainnya," tuntas Ina.