Dirut Telkom Ririek Adriansyah (tengah), Direktur Human Capital Management Telkom Afriwandi (kiri) serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi (kanan) saat penanaman mangrove di Pantai Istambul Glagah Wangi, Tambak Bulusan, Demak
Nasional & Internasional

Aksi Restorasi Bumi, Cara Telkom Wujudkan Pilar Environmental ESG

  • Secara nasional, tahun ini Telkom berkontribusi mengurangi dampak lingkungan melalui penanaman lebih dari 90.000 pohon darat, 50.000 pohon mangrove dan 870 terumbu karang
Nasional & Internasional
Mei Leandha

Mei Leandha

Author

sumatrakini.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan praktik Keberlanjutan atau Environmental, Social dan Governance (ESG) di seluruh aspek dan lini bisnis perusahaan. 

Hal ini diwujudkan melalui kegiatan bertajuk Aksi Restorasi Bumi dengan melakukan penanaman 10.000 pohon mangrove di Pantai Istambul Glagah Wangi, Demak, Jawa Tengah, Jumat (15/1½024). Hadir Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Human Capital Management Telkom Afriwandi serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi, 

Hadir juga Kepala Desa Tambak Bulusan Ahmad Chabibullah, Sekretaris Camat Karangtengah Anwar Masdari, Wakil Kepala Polisi Sektor Karangtengah Ipda Rahmat Heriawan, Komandan Rayon Militer Karangtengah Capt. Infanteri Suparmin dan Perwakilan SDGs Center UNDIP Prof Denny Nugroho Sugianto.

Aksi Restorasi Bumi merupakan bagian dari tindaklanjut suksesnya Digiland Run 2024. Telkom mengonversi setiap 5 kilometer jarak tempuh peserta lari menjadi satu bibit pohon dan hasilnya terkumpul 18.000 pohon. Wujud komitmen terhadap keberlanjutan, Telkom menambah jumlah bibit pohon yang akan ditanam dengan rincian 10.000 mangrove di Demak, 10.000 mangrove di Subang, 20.000 pohon produktif di Sukabumi dan 500 pohon produktif di Yogyakarta.

Secara nasional, tahun ini Telkom berkontribusi mengurangi dampak lingkungan melalui penanaman lebih dari 90.000 pohon darat, 50.000 pohon mangrove dan 870 terumbu karang. Dengan demikian perusahaan tidak hanya fokus pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan, juga pelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup dan masa depan yang lebih baik.

Ririek menyampaikan, melalui aksi ini, pihaknya berharap dapat membangun kembali dan memulihkan ekosistem di Pantai Istambul Glagah Wangi yang terdampak abrasi. 

“Juga mendukung pemulihan ekonomi masyarakat sekitar dengan kembali menjadikan lokasi ini tujuan wisata di Indonesia sehingga memberi manfaat yang berkelanjutan,” katanya.

Pantai Istambul Glagah Wangi dipilih karena kawasan ini pernah menjadi destinasi wisata yang bukan hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga memiliki nilai ekologis yang sangat penting, namun kini rusak dan memerlukan restorasi akibat abrasi dan erosi alam. Hutan mangrove di pantai ini memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. 

Pohon mangrove mampu menahan abrasi yang terjadi akibat gelombang laut sehingga melindungi daratan dari kerusakan yang lebih luas, serta menyaring polutan yang berasal dari air laut sehingga kualitas air di sekitarnya tetap terjaga. Dalam jangka panjang, keberadaan hutan mangrove menjadi salah satu aset lingkungan yang harus dijaga kelestariannya supaya dapat mengembalikan Pantai Glagah Wangi sebagai tujuan pariwisata lokal yang memberi dampak positif bagi komunitas setempat. Dengan demikian, Telkom tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga pada aspek sosial.

Telkom membagi program penanaman pohon dalam dua kategori yaitu pohon darat (green carbon) dan pohon mangrove (blue carbon). Blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Ekosistem ini berfungsi sebagai penyerap karbon alami (carbon sink) yang sangat efektif mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfer dan memperlambat perubahan iklim. 

Selain menyimpan karbon, ekosistem blue carbon juga berperan penting melindungi pantai dari erosi, serta mendukung kehidupan masyarakat pesisir. Indonesia memiliki potensi blue carbon terbesar di dunia sehingga Telkom berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi tersebut.

Sedangkan green carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem daratan, terutama hutan dan vegetasi darat lainnya. Ekosistem ini membantu mengurangi emisi CO2 dan memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Juga mendukung keanekaragaman hayati, menjaga kualitas air dan tanah, serta memiliki nilai penting bagi kesejahteraan manusia, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.

Aksi pun selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), diantaranya SDG 13 tentang Aksi Iklim melalui penyerapan karbon dari hutan hijau dan hutan mangrove, selanjutnya SDG 14 tentang Ekosistem Lautan dengan pelestarian hutan mangrove sebagai upaya melindungi ekosistem pesisir, serta SDG 15 tentang ekosistem daratan dengan mendukung keanekaragaman hayati melalui reboisasi.

Telkom tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, tetapi berkontribusi nyata dalam mendukung upaya global mengatasi perubahan iklim dan pencapaian target net-zero emission.

SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menambahkan, pihaknya terus berupaya memberi kontribusi yang berkelanjutan untuk masa depan Indonesia dan menjadi bagian dari solusi perubahan iklim global. 

“Sejalan dengan tujuan pemerintah mencapai net-zero emission pada 2060,” ucap Reza.